958 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Kampar,reportaseindonesia.id | Terkait pemberitaan yang dinaikan oleh Media Online reportaseindonesia.id berjudul ” Sekdes Pongkai Mengaku Diancam Oleh Oknum Kepala BPP Koto Kampar Hulu Via WA ” pada hari Senin (30/03/2020) kemarin, Camat Koto Kampar Hulu, Ahmad Begab, S.sos ,M.si akan segera memanggil kedua belah pihak untuk diadakan mediasi antara kepala BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Koto Kampar Hulu dengan Sekdes Pongkai, rabu ( 8/4/2020).
” Pertama mungkin ada kesalah pahaman antara mereka berdua ini yang diakibatkan mungkin karena Mis Komunikasi dari pihak UPT (Unit Pelaksana Teknik) Pertanian atau kepala BPP Koto Kampar Hulu dengan Sekdes Pongkai dan jadi Sekdes Pongkai beranggapan selama ini tidak adanya tenaga penyuluh yang ada dilapangan.
Namun setelah kita terima laporan atau penjelasan dari kepala pertanian tadi bahwasanya ada tetapi keterbatasan terhadap personil atau petugas dilapangan sehingga terjadilah Mis Komunikasi ini yang mengakibatkan saling menghujat , ujar Camat Koto Kampar Hulu,Ahmad Begab,S.sos ,M.si saat dikonfirmasi diruang kerjanya,selasa pagi (7/4/2020).
Camat Koto Kampar Hulu ini menambahkan,Namun saya selaku Camat Koto Kampar Hulu karena ini dibawah kewenangan kami ataupun wilayah kerja kami maka dari itu saya akan segera memanggil kedua belah pihak antara Sekdes Pongkai dengan kepala BPP Koto Kampar Hulu ini dimana keinginan kami sebagai pimpinan dikecamatan supaya ya bekerja sama- sama enak serta tidak menimbulkan rasa curiga maupun tidak menimbulkan was- was dalam melaksanakan tugas.
” Dalam permasalahan ini apabila ini tidak selesai dan secara otomatis kami akan memanggil kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kampar untuk meminta kejelasan seperti apa betul Tupoksi ( Tugas Pokok Dan Fungsi ) dari koordinator Pertanian dikecamatan koto kampar hulu ini, tegas Ahmad Begab,S.sos,M.si.
Lebih lanjut dikatakan Ahmad Begab , Sehingga kita tidak Seujon lagi ada atau tidak adanya petugas dilapangan dan selama ini memang petugas itu ada atau tidak ada itu diakibatkan oleh keterbatasan serta disamping keterbatasan kami dapat informasi bahwasanya tenaga penyuluh tersebut memang tidak ada honornya.
Kami akan berkordinasi juga dengan dinas Pertanian Kabupaten Kampar dan kalau memang wilayah kecamatan koto kampar hulu ini sudah mendapat yang selayaknya sebagai penyuluh , ya selayaknya diberikan kepada penyuluh serta jangan nanti sejak berdirinya koto kampar hulu ini lebih kurang 10 tahunan kita belum ada petugas penyuluh.
” Sehingga Pertanian atau tanaman – tanaman dikecamatan kita itu tidak layak seperti contohnya dibidang perkebunan kelapa sawit dan Kelapa Sawit sebetulnya sudah banyak tetapi karena kurangnya penyuluhan dari dinas Perkebunan dan Pertanian itu mulai dari bibitnya ataupun Kecambahnya dimana dari awal kita sudah lakukan penanaman tetapi dengan tidak adanya penyuluh mengakibatkan tidak tercapainya atau target yang kita inginkan terhadap buah sekarang sangat jauh sekali berbeda , sebut Ahmad Begab.
Makanya,lanjut Begab , Kalau kita bandingkan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Padasa Enam Utama Kebun Koto Kampar ( Kokar ), itu hasil buah kelapa sawit milik masyarakat itu jauh berbeda dimana kalau Sawit Padasa dengan luas 1 hektar bisa menghasilkan satu setengah ton dan hasil buah sawit milik masyarakat kita cuma berkisar 800 KG ( Kilogram) karena kurangnya penyuluhan bibit dari pemerintah.
Harapan kami dengan adanya nanti kedua belah pihak ini bersilaturahmi kembali dan mari kita bersinergi bekerja kedepannya untuk lebih majunya koto kampar hulu ini baik dibidang pertanian maupun dibidang perkebunan.
” Hari ini selasa tanggal 7 April 2020 dan nanti kami melewati Via telepon kita akan berkomunikasi dengan pihak UPT Pertanian maupun Sekdes Pongkai yang direncanakan jam 10.00 wib tepatnya besok hari rabu tanggal 8 April tahun 2020 kita akan lakukan Mediasi dikantor Camat Koto Kampar Hulu ini dengan harapan mediasi kita besok dapat mencari solusi – solusi yang selama ini terjadi Pertikaian dilapangan,” harapnya.
Penulis : Hargono