614 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Kampar, reportaseindonesia.id | Camat Koto Kampar Hulu, Ahmad Begab, S.sos, M.si pantau proses pencarian korban tenggelam dan hanyut terseret arus sungai kampar saat menyeberangi sungai kampar yang terjadi pada selasa sore tanggal 18 Januari Tahun 2022 sekitar pukul 15.00 wib, Rabu sore (19/1/2022).
Untuk diketahui, Korban tenggelam serta hanyut terseret arus sungai kampar ketika menyeberangi sungai kampar tersebut atas nama Makmur (42) waga desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan hingga sekarang kamis pagi (20/12022) Korban belum juga ditemukan.
” Kami kemari sore tanggal 19 Januari 2022 bersama tim Tagana Kabupaten Kampar memantau langsung kelokasi warga kita atau korban yang tenggelam serta hanyut terseret arus sungai kampar saat menyeberangi sungai kampar dan memang sudah 2 hari ini kita bersama masyarakat berjibaku untuk menemukan korban hanyut tersebut segera mungkin karena ini menjadi sebuah musibah bagi warga kita didesa gunung malelo, ujar Camat Koto Kampar Hulu, Ahmad Begab, S.sos, M.si saat dikonfirmasi reportaseindonesia.id diruang kerjanya, kamis pagi (20/1/2022).
Orang nomor satu dikecamatan koto kampar hulu ini menambahkan, Kita tahu warga kita hari demi hari aktivitasnya sudah banyak diseberang sungai sana dan inilah salah satu harapan kami kepada pemerintah daerah dimana pada tahun 2021 kemarin kami mendapat anggaran ,khususnya untuk desa gunung malelo yaitu akan dibangun berupa rakit penyeberangan.
” Namun seiring terjadi Rekapusing dana didinas Perhubungan kabupaten kampar sehingga untuk Rakit Penyeberangan tidak bisa terealisasi.
Jadi kami menghimbau kepada masyarakat kecamatan koto kampar hulu yang berada dipinggiran sungai kampar agar kita harus tetap berhati-hati dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, himbau Ahmad Begab.
Lebih lanjut dikatakannya, Untuk pemerintah kabupaten Kampar kami berharap dan memohon agar segera mungkin membantu kami berupa rakit penyeberangan atau Jembatan Gantung dan ini gunanya untuk menunjang semua aktivitas warga kami yang berada diseberang sungai kampar .
Mengingat warga -warga kami sekitar 30 persen memiliki perkebunan seperti sawit, karet serta yang lain-lainya dan secara otomatis aktivitas warga kami sering menyeberangi sungai kampar, bagi yang punya sampan ya bisa menyeberang menggunakan sampan tapi bagi warga kita yang tidak memiliki sampan ya terpaksa menyeberangi sungai dengan cara berenang.
” Nah inilah buktinya warga kita tenggelam serta hanyut terseret arus sungai saat menyeberangi sungai kampar karena arus sungai kampar cukup deras dan ada beberapa titik lubuk yang dalam disana, jelasnya.
” Jadi kepada masyarakat kami terus menghimbau agar berhati-hati selalu dan kepada pemerintah kami memohon segera mungkin untuk direalisasikan apakah itu rakit penyeberangan ataupun jembatan gantung.
Akhir-akhir ini kita tahu bahwa penduduk yang berada diseberang sini sudah padat dan khusus untuk desa gunung malelo kalau kita beranjak kedaerah perbatasan itu sudah kebun pola KKPA perkebunan kelapa sawit.
Jadi untuk perkebunan masyarakat kita beralih keseberang sungai kampar karena tanah ulayat masyarakat yang diolah diperuntukkan untuk perkebunan masyarakat kita.
” Cukuplah ini kejadian terakhir bagi petani kita yang melakukan penyeberangan disungai kampar dan harapan kami ditahun 2023 pemerintah sudah membangun jembatan gantung seperti yang sudah lama diharap-harapkan oleh masyarakat kami, tutupnya.
Penulis : Hargono