458 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Bintan ( Kepri ) reportaseindonesia.id |Dinas Ketahanan pangan dan pertanian( DKPP) Kabupaten Bintan,Provinsi Kepulauan Riau ( Kepri ) bersama PDHI (perhimpunan dokter hewan indonesia) Cabang Kepri turut serta membantu dalam pengawasan kesehatan hewan dan daging Qurban di Hari Raya Idul Adha 1440 H/ 2019 M yang bertujuan dalam pengawasan serta pemeriksaan antemortem dan post mortem,minggu (11/8/2019).
” Pemeriksaan Antemortem adalah pemeriksaan sebelum hewan dipotong dan tujuannya adalah untuk memastikan kembali bahwa hewan sebelum disembelih adalah hewan yang benar- benar sehat serta layak untuk dijadikan Qurban dan sedangkan Pemeriksaan Post Mortem adalah pemeriksaan setelah hewan disembelih, kata Kepala Seksi ( Kasi ) Kesehatan Hewan( Keswan ) DKPP Kabupaten Bintan sekaligus Sekretaris Umum PDHI Kepri,Drh. Iwan Berri Prima menuturkan kepada reportaseindonesia.id
Lebih lanjut dijelaskannya, fokus utama dari pemeriksaan ini adalah memastikan bahwa daging dan organ dalam kondisi sehat serta layak makan atau tidak termasuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit parasiter (kecacingan) dalam tubuh hewan qurban.
Adapun petugas kesehatan hewan( Keswan) yang melakukan pengawasan berjumlah 16 orang yang terdiri dari 4 dokter Hewan dan 12 paramedis veteriner yang tersebar di 7 kecamatan dikabupaten Bintan yakni, Kecamatan Bintan Utara, Seri Kuala Lobam, Teluk Sebong, Teluk Bintan, Gunung Kijang, Bintan Timur dan Kecamatan Toapaya yang tersebar kurang lebih di 42 titik tempat pemotongan baik DiMasjid,Mushola serta Lapangan.
” Jumlah titik pemantauan ini bisa bertambah mengingat masih ada beberpa laporan yang belum masuk, Jelasnya.
Hingga saat ini,Lanjutnya,Belum ada laporan ditemukan kasus penyakit atau ketidak layakan daging hewan qurban, Namun dilapangan masih ditemukan masyarakat yang merokok sambil memproses daging padahal sebelumnya telah diingatkan jika merokok sebaiknya dalam kondisi istirahat dan tidak dalam saat sedang memproses daging.
Selain itu masih banyak masyarakat yang tidak membuat pembatas khusus atau tirai sehingga banyak anak- anak kecil yang secara bebas melihat proses penyembelihan hewan qurban.
“Padahal ini mengandung unsur kekerasan karena ada darah disana dan kondisi ini menyebabkan massa banyak berkerumun sehingga bisa membuat hewan pun Stres serta bahkan banyak daging yang terinjak- injak tanpa disadari karena tidak adanya dibuat tanda larangan dimana hal tersebut berpotensi pencemaran terhadap daging dan juga menghambat proses kerja, tandasnya.
Penulis : Sudarno
Editor : Hargono