504 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Pekanbaru,reportaseindonesia.id | Polda Riau,Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi mengundang pihak Kampus UNRI yang diwakili oleh Direktur Pusat Studi Bencana UNRI, Rektor UIN Suska dan beberapa Stakeholder lainnya untuk membahas Prediksi Titik Api dan Kebakaran Hutan Riau dimana kegiatan ini digelar diruang Tribrata Polda Riau, Jumat pagi (14/02/2020).
Selain perwakilan dari UIN Suska dan UNRI, Diskusi ini juga diikuti oleh sekitar 25 orang pakar dibidang masing seperti dari dari BMKG, BPS, Karo AAKK UIN Suska Riau, Kepala PTIPD, Pejabat Utama Polda Riau beserta beberapa stakeholder terkait Karhutla yang selalu concern dengan Karhutla Riau.
Dalam kesempatan memaparkan permasalahan Karhutla Riau, Marzuki selaku perwakilan BMKG mengatakan bahwa kondisi cuaca di Provinsi Riau menemukan RH dalam angka 97 kebawah dan hal itu menunjukan indikasi rawan karhutla Karena itu kemudian BMKG membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan.
”Pada tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal dan Puncak musim kemarau di Riau terjadi dibulan juli , Agustus, bulan september masuk ke musim peralihan dimana
curah hujan yang tinggi di Provinsi Riau terjadi diwilayah Riau bagian barat seperti dikabupaten Rohul serta Kabupaten Kampar” ujar Marzuki.
Ia juga mengatakan bahwa BMKG sangat tertarik dengan aplikasi dashboard lancang kuning karena cukup update dan banyak informasi tersedia tentang karhutla.
Sementara itu, Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana UNRI mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi aplikasi dashboard lancang kuning mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan emergency.
“Saya juga berharap agar aplikasi dasboard Lancang Kuning dapat dikolaborasi dengan Prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti sehingga Aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data serta dapat memprediksi dengan lebih Akurat,sebut Sinta.
Di bagian akhir diskusi, Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi Selaku Kapolda Riau menuturkan bahwa Polda Riau telah menggagas acara bertajuk SJR (Sumatera Jungle Run) pada tanggal 11 April 2020 depan dan Event ini merupakan lomba lari yang mengambil rute wilayah Hutan di Riau.
Dengan event ini kita bisa melihat hasil dari upaya kita dalam penanganan Karhutla ( Kebakaran Hutan Dan Lahan ) pada musim kemarau pertama karena event Sumatera Jungle Run tidak bisa dilaksanakan apabila banyak terjadi karhutla,jelasnya
Dikatakan Agung bahwa Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau untuk tempat menampung saran, ide dan tindakan.
” Kolaborasi dengan semua pihak seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti menjadi hal yang penting.
Agung juga berharap semoga semua stakeholder termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan cegah Karhutla ini bisa selesai dengan baik.
“Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita dan kita harapkan kedepan bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah kita diskusikan hari ini serta kami mempersilahkan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studinya di Universitas, ucap Agung sambil menutup sesi diskusinya.
Sumber : Humas Polres Kampar
Editor : Hargono