DAERAH  

Depok Bangkit! Lompatan Toleransi 16 Peringkat, Akhiri Bayang-Bayang Kota Intoleran

Depok, reportaseindonesia.id|Kota Depok akhirnya menunjukkan taringnya! Setelah bertahun-tahun akrab dengan label kota paling intoleran,

Depok kini mencatatkan sejarah baru dengan lompatan signifikan 16 peringkat dalam Indeks Kota Toleran (IKT) 2025 yang dirilis oleh Setara Institute.

Dari posisi ke-94 pada tahun 2023, kota ini melesat ke peringkat 78, menandai sebuah titik balik penting yang patut dirayakan.

Ini bukan sekadar angka biasa. Peningkatan ini menjadi jawaban atas “predikat” yang melekat pada Depok selama tiga tahun berturut-turut (2020, 2021, dan 2022) sebagai kota paling buncit dalam laporan IKT Setara Institute.

Kini, kerja keras dan inisiatif inklusif yang digalakkan pemerintah kota mulai membuahkan hasil, membuka lembaran baru menuju Depok yang lebih terbuka dan ramah untuk semua warganya.

Wali Kota Depok, Supian Suri, menyambut kabar gembira ini dengan penuh rasa syukur. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini adalah buah dari kerja sama dan kolaborasi erat semua pihak.

“Alhamdulillah, saya bersyukur. Ini adalah langkah awal yang baik untuk kita semua di Depok,” ujar Supian.

Lebih lanjut, Supian menjelaskan bahwa pemerintah kota tak tinggal diam melihat posisi Depok yang terus terpuruk.

Ia secara proaktif mengundang Setara Institute untuk berdiskusi guna memahami secara mendalam poin-poin yang menjadi catatan negatif bagi Depok.

“Makanya saya sempat mengundang mereka (Setara Institute), apa sih yang menjadi catatan terhadap Depok sampai masuk ke kota paling intoleran. Kita diskusi banyak dan dari situ kami mulai memahami bahwa memang ada beberapa kebijakan di masa lalu yang ternyata berdampak terhadap penilaian itu,” jelasnya gamblang.

Dari hasil diskusi tersebut, Pemerintah Kota Depok segera berbenah. Supian Suri menyatakan bahwa pihaknya telah menyesuaikan program dan kebijakan agar lebih inklusif dan meminimalisir potensi ketimpangan atau diskriminasi.

BACA JUGA :   Buka Bersama Basis 24: Bukti Persatuan di Tengah Perbedaan Politik

“Beberapa kebijakan yang pernah keluar, kalau ternyata itu berdampak membuat Depok masuk kategori intoleran, ya tidak kita lanjutkan lagi. Kita sesuaikan. Dan Alhamdulillah, sekarang progresnya naik 16 tingkat. Itu menjadi satu kebanggaan buat kita semua,” paparnya dengan bangga.

Komitmen kuat untuk menciptakan ruang yang setara bagi seluruh warga Depok ditekankan Supian Suri. Ia menegaskan bahwa tidak akan ada sekat maupun perlakuan berbeda berdasarkan latar belakang apapun.

“Secara umum, Depok ini milik semua. Semua harus dapat ruang yang sama, perhatian yang sama, semua harus dirangkul dan jadi bagian dari satu keluarga. Kalau satu keluarga, gak ada yang merasa dipisahkan atau dimarginalkan. Jadi kalau semua punya ruang yang sama, rasa-rasanya kata intoleran udah gak ada lagi,” tegasnya penuh keyakinan.

Pencapaian ini, lanjut Supian, bukanlah garis finis melainkan motivasi untuk terus berbenah dan mengevaluasi diri.

Komunikasi dan masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan seluruh pemangku kepentingan, menjadi kunci utama.

“Kita baru melangkah, dan terus melakukan evaluasi. Bisa saja program yang kita rencanakan ternyata masuk kategori intoleran, jadi kita harus terus berkomunikasi,” jelasnya.

Pemerintah gak bisa melihat dari kacamata kita sendiri, tapi juga dari masukan masyarakat, Forkopimda, dan semua stakeholder.

Intinya, semua warga Depok harus merasa sebagai bagian dari keluarga besar kota ini,” pungkas Supian Suri, mengajak seluruh elemen masyarakat Depok untuk bersama-sama membangun kota yang semakin toleran dan harmonis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *