PT. Padasa Kokar Buat Parit Gajah, Seorang Warga Desa Pongkai Merasa Dirugikan

756 kali dilihat, 10 kali dilihat hari ini

Kampar,reportaseindonesia.id |Warga desa Pongkai ,Kecamatan Koto Kampar Hulu,Kabupaten Kampar,Provinsi Riau bernama Susadi merasa dirugikan dengan adanya aktivitas penggalian parit gajah diwilayah Tapal Batas antara lahan milik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Padasa Enam Utama Kebun Koto Kampar ( Kokar )dengan lahan warga desa Pongkai.

Pasalnya, Akibat dari aktivitas penggalian parit gajah yang dibuat pihak PT. Padasa tersebut berdampak buruk terhadap tanaman perkebunan sawit serta karet milik Susadi karena penggalian parit gajah itu terlalu dekat dengan lahan perkebunan milik Susadi hingga membuat 1 batang pohon kelapa sawitnya miliknya menjadi tumbang.

” Sesuai dengan fakta dilapangan penggalian parit gajah yang dibuat oleh PT. Padasa Enam Utama Kebun Koto Kampar ( Kokar ) diperbatasan itu sangat terlalu mepet atau dekat sekali dengan lahan perkebunan pribadi saya dan waktu kemarin itu memang kami ada datang kekantor PT.Padasa bersama kawan – kawan yang lainnya serta menurut informasi dari bapak Humas PT. Padasa yaitu bapak Juliardi bahwa penggalian parit gajah ditapal batas tersebut berjarak lebih kurang 1,5 sampai 2 meter dari lahan perkebunan milik masyarakat.

Tapi disayangkan sesuai fakta dilapangan parit gajah yang dibuat oleh pihak perusahaan antara lahan milik masyarakat diperkirakan cuma hanya 1 meter dan bahkan kurang dari 1 meter dengan menggunakan alat berat jenis Excavator yang mengakibat 1 batang pohon kelapa sawit milik saya tumbang.

” Namun yang membuat saya kecewa hingga sampai dengan hari ini hampir 2 bulan lamanya tidak ada respon dari pihak perusahaan padahal saya sudah merasa dirugikan, ungkap salah seorang warga desa Pongkai, Susadi menuturkan kepada reportaseindonesia.id saat dikonfirmasi dikediamannya,senin (30/3/2020).

Susadi menjelaskan, Penggalian parit gajah yang dibuat pihak perusahaan itu kami sangat menyangsikan sebab bisa mengancam tanaman perkebunan milik kami pada tumbang baik itu pohon sawit maupun pohon karet karena penggalian parit tersebut terlalu dalam dan apabila curah hujan tinggi mengakibatkan tanah pinggir parit pada longsor akibatnya pohon karet ataupun pohon sawit kami akan pada bertumbangan disebabkan penggalian paritnya sangat mepet ketanah pribadi kami.

BACA JUGA :   Pelantikan PW dan PD IWO Se- Riau Berjalan Khidmat dan Sukses

” Jadi apakah perusahaan itu bersedia akan mengganti rugi kalau tanaman saya itu tumbang dan kalau pihak perusahaan bersedia mengganti rugi tanaman kami yang tumbang gak masalah yang penting setiap tumbang pohon sawit maupun pohon karet saya seterusnya diganti rugi,cetusnya dengan nada kesal.

Lebih lanjut dikatakannya,Kalau menurut informasi dari kawan – kawan yang juga berbatasan dengan lahan perkebunan PT.Padasa bahwasanya informasi awalnya itu cuma hanya pencucian parit saja dan berselang beberapa hari kemudian kok jadinya dibuat parit gajah yang mengakibatkan pohon sawit saya tumbang karena buat parit gajahnya terlalu dalam serta juga tidak ada konfirmasi kepada saya sedangkan kawan- kawan lainnya diberi informasi yang dilokasi dekat pos penjagaan.

Sebelumnya saya sudah sampaikan hal tersebut kepada pihak perusahaan dan kata pihak perusahaan masih menunggu waktu untuk menyelesaikan permasalahan ini serta saya memberikan waktu dalam sepekan untuk menyelesaikan persoalan ini tetapi nyatanya hingga sampai hari ini belum ada respon baik dari pihak perusahaan.

” Intinya dengan adanya penggalian parit gajah itu saya merasa dirugikan karena tanaman saya sudah ditumbang dan kalau pihak perusahaan tidak bersedia mengganti rugi silakan tutup kembali saja parit gajah tersebut, tandasnya

Penulis : Hargono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × 3 =