Kampar,reportaseindonesia.id | Abizar (46) anak kandung dari almarhum Jaruna warga desa Tabing,Kecamatan Koto Kampar Hulu,Kabupaten Kampar,Provinsi Riau merasa sangat kecewa terhadap kinerja pihak PT. Pos Indonesia ( Persero ) Batu Bersurat yang terletak di kecamatan XIII Koto Kampar.
Pasalnya, Abizar menilai pihak PT. Pos Batu Bersurat Diduga lamban saat mengantarkan dana Bantuan Sosial Tunai ( BST ) dari Kemensos ( Kementerian Sosial ) tahap kedua teruntuk atas nama ibunya, dimana kala itu kondisi ibu Abizar sedang dalam keadaan sakit.
Disaat pihak PT.Pos hendak menyerahkan dana BST sebesar Rp.600.000 kepada ibunya dan ibu Abizar keburu telah meninggal dunia.
” Iya memang benar satu hari sebelum pihak PT. Pos Batu Bersurat mengantarkan dana Bantuan Sosial Tunai ( BST ) tahap kedua sebesar Rp. 600.000 atas nama ibu saya bernama Jaruna dan ibu saya sudah meninggal dunia, ungkap Abizar (46) anak kandung dari almarhum Jaruna menuturkan kepada reportaseindonesia.id , rabu (1 /7/2020).

Lebih lanjut Abizar menjelaskan , Kalau saya tidak salah pencairan dana BST tahap kedua yang diterima bagi keluarga Penerima Manfaat ( KPM ) warga desa Tabing yang diambil langsung di PT. Pos Batu bersurat kemarin itu tepatnya hari sabtu tanggal 13 Juni tahun 2020 dan setelah 14 hari kemudian sekitar tanggal 27 Juni 2020 tepatnya hari sabtu barulah pihak PT. Pos datang kerumah untuk menyerahkan dana bantuan tersebut untuk ibu saya, namun nasib berkata lain dimana ibu saya kala itu sudah keburu meninggal dunia.
” Sehari sebelum pihak PT. Pos mengantarkan BST tahap kedua untuk ibu saya yang lagi sakit dan akhirnya ibu saya keburu meninggal dunia pada hari jumat tanggal 26 Juni tahun 2020 kemarin karena diduga akibat lambannya pihak Pos Batu Bersurat mengantarkan bantuan tersebut kepada almarhum ibu saya, beber Abizar.
Abizar selaku anak kandung dari almarhum Jaruna ini mengaku kesal serta kecewa dengan kinerja pihak PT. Pos Batu Bersurat yang diduga lamban dalam menyerahkan BST tahap kedua kemarin kepada warga yang dalam keadaan sakit seperti ibunya.
” Kami sebagai ahli waris atau selaku anak kandung sangat menyesalkan sekaligus kecewa sekali dengan kejadian keterlambatan pihak pos mengantarkan dana BST tahap kedua kepada almarhum ibu saya yang lagi sakit itu dan harapan saya kalau bisa dana yang sudah teruntuk atas nama almarhum ibu saya itu dapat diberikan kepada kami serta jangan hendaknya ada lagi terjadi hal yang serupa kepada orang lain.
Kami berharap kepada pemerintah ataupun pihak PT. Pos Indonesia ( Persero ) untuk segera mencarikan solusi atau jalan keluar terkait persoalan ini karena kesalahan itu bukan datangnya dari pihak kami tetapi akibat diduga lambatnya pihak Pos untuk menyalurkannya atau menyerahkan kepada penerima manfaat yang mengalami sakit karena tidak menutup kemungkinan kalau pihak pos cepat menyerahkannya mungkin dana bantuan itu masih bisa diterima oleh almarhum ibu saya kemarin.
” Dana BST tahap pertama yang diterima oleh almarhum ibu saya itu setelah seminggu dari tanggal pengambilan yang sudah ditentukan oleh pemerintah diantar kerumah langsung oleh pihak PT. Pos dimana saat itu mau masuk lebaran atau hari raya , tetapi yang tahap kedua sampai 2 minggu baru diantar oleh pihak pos dan akhirnya ibu saya keburu meninggal dunia.
Disaat pihak pos mengantarkan BST tahap kedua kerumah almarhum ibu saya dimana saya mengatakan kepada pihak Pos bahwa inikan kesalahan bukan pada pihak kami tetapi inikan akibat kelalaian kalian ( pihak Pos ) dan jawaban dari pihak Pos pada saat itu.
” Maklum saja pak banyak yang akan di Rekap dikecamatan dan ditambah lagi foto penerima kan online kata pihak Pos kepada saya yang akhirnya uang bantuan tersebut tidak hadi diserahkan alias dibawa pulang kembali, pungkas Abizar dengan nada kesal.
Penulis : Hargono