Kampar, reportaseindonesia.id |Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar, Drs. Aidil, SH., M. Si akhirnya buka suara terkait perihal adanya belasan murid di UPT SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu yang melaksanan aktifitas belajar di ruangan bekas WC.
Dia mengatakan bahwa perihal ini hanya lah persoalan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sekolah saja.
Menurutnya, dari data itu, pihak sekolah sampai saat ini belum melakukan perubahan terkait data Dapodik.
“Sebenarnya persoalan ini kita kembalikan ke data. Karena sekolah itu ada yang namanya data Dapodik. Dari data Dapodik ini semua akses bisa dibuka, artinya, apabila data itu masih bagus dan belum dirubah maka sampai kapanpun pihak Dinas tidak akan bisa membantu sekolah ini. Karena sampai saat ini didalam datanya masih bagus,” ujar Aidil saat dikonfirmasi SuaraIndonesia di ruangan kerjanya, Jumat (7/6/2024).
Dengan adanya persoalan ini, Aidil meminta agar pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mencari solusi terkait masalah ini.
Dia pun ingin secepatnya menyelasai persoalan bangunan sekolah ini dan tidak ingin berlarut larut.
“Kita berharap kepada Kepala Sekolah agar bisa “jemput bola” dan komunikasi dengan pihak Dinas Pendidikan. Kemudian setelah komunikasi perbaiki data dapodik. Data yang lama tidak bisa berlarut larut. Ini saran saya buat Kepala Sekolah se Kabupaten Kampar juga. Kalau ada sekolah yang seperti ini cepat komunikasikan dengan Dinas,” paparnya.
“Ini tidak terlalu sulit, kita punya APBD. Kita juga punya tim untuk menilai berapa bobot kerusakan sekolah dan apa kebutuhan sekolah. Kalau untuk merubah data Dapodik ini tugasnya operator sekolah, setelah dirubah nantinya operator sekolah berkomunikasi dengan operator Kabupaten sehingga masuk dalam sistim,” beber Aidil.
Disisi lain, Aidil juga mengaku telah banyak melakukan perbaikan di sekolah sekolah yang ada di Kabupaten Kampar.
Perbaikan itu juga telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
“Saya sudah berusaha dan telah banyak sekolah yang telah diperbaiki. Ditahun 2023 saja sudah banyak, apalagi tahun 2024. Perbaikan ini setelah datanya dirubah dari awal, namun apabila datanya dirubah dipertengahan tahun tentunya kita menunggu pada tahun depan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sempat heboh Belasan murid UPT SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar Riau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar dibangunan WC yang dirubah menjadi ruang kelas.
Kegiatan belajar dan mengajar terpaksa dilakukan lantaran kekurangan ruang kelas belajar (RKB).
Kepala Sekolah UPT SDN 002 Tanjung, Apriwardi juga tak menampik perihal bangunan WC yang digunakan untuk proses belajar dan mengajar.
Ia mengaku telah banyak wali murid yang tidak sepakat anaknya belajar diruangan yang sempit itu.
Menurutnya, banguan bekas WC terpaksa digunakan lantaran pihak sekolah masih kekurangan lokal atau ruang kelas.
“Memang benar akibat UPT SDN 002 Tanjung kekurangan lokal atau ruang kelas belajar terpaksa murid kelas 1 sebanyak 18 orang melaksanakan aktivitas belajar mengajar dibangunan WC yang dipermak menjadi ruang kelas belajar dan sebagian wali murid ada yang tidak setuju anak- anaknya belajar diruangan yang berukuran kecil serta sempit karena mereka menilai bangunan tersebut tidak layak,” tuturnya.
“Dulu bangunan yang dijadikan anak- anak belajar saat ini memang bangunan WC dan waktu itu almarhum kepala sekolah yang lama berinisiatif karena lokal tidak ada maka diambil sedikit dari dana BOS ( Biaya Operasional Sekolah) untuk dilakukan perehaban WC tersebut dengan cara diperlebar. Sedangkan Aktivitas belajar siswa/ siswi kelas 1 ruangan tersebut sudah lebih kurang 5 tahun lamanya akibat sekolah kita ini kekurangan lokal sebanyak 2 lokal,” ungkap Apriwardi menjelaskan.
Apri juga mengaku bahwa pihaknya saat ini sangat membutuhkan dua lokal untuk digunakan. Lalu, ditambah lagi dengan ruang guru
“Sekolah kita ini kekurangan 2 lokal ditambah lagi ruang guru dan ruang guru ini dijadikan ruang kelas belajar, dimana gedung perpustakaan terpaksa kami pakai menjadi ruang guru sekaligus kantor. Jumlah murid dari kelas 1 sampai kelas VI sebanyak 223 siswa/ siswi, dimana rombongan belajar (Rombel) ada 11 lokal yang terdiri dari kelas 1 ada dua lokal, kelas II dua lokal, kelas III satu lokal, kelas IV dua lokal, kelas V dua lokal, kelas VI dua lokal dan jumlah seluruh 11 lokal,” bebernya.
“Saya selaku kepala UPT SDN 002 Tanjung memohon dan berharap sekali kepada pemerintah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar agar dibantu dibangunkan ruang kelas belajar yang baru disekolah kami ini,” ungkap Apriwardi memungkasi.
Wali Kelas 1 UPT SDN 002 Tanjung, Rosmaniar saat diwawancara tak menampik perihal tersebut. Dia mengatakan bahwa jumlah murid yang mengikuti proses belajar dalam ruang kelas tersebut berjumlah 18 orang.
Dimana, kata dia, ruang kelas yang digunakan itu merupakan bekas bangunan WC.
“Jumlah murid kelas 1 yang lagi melaksanakan aktivitas belajar sebanyak 18 orang, dimana bangunan ini dulunya WC yang disulap menjadi ruang kelas belajar dan kegiatan belajar mengajar diruangan ini lebih kurang 5 tahun lamanya,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Rosmaniar mengungkapkan dirinya sangat berharap agar pemerintah melalui dinas terkait dapat membantu memberikan fasiltas yakni ruang kelas yang baru, sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik dan nyaman.
“Kami berharap adanya bantuan lokal baru dari dinas terkait maupun pemerintah Kabupaten Kampar karena tidak layaknya bangunan ini terpaksa kami pakai sebab lokal belum ada, sehingga kami memohon agar kepada dinas terkait untuk dibangunkan ruang kelas belajar yang baru,” ucapnya dengan lirih.
Selaras, Kepala Sekolah UPT SDN 002 Tanjung, Apriwardi juga tak menampik perihal bangunan WC yang digunakan untuk proses belajar dan mengajar.
Ia mengaku telah banyak wali murid yang tidak sepakat anaknya belajar diruangan yang sempit itu.
Menurutnya, banguan bekas WC terpaksa digunakan lantaran pihak sekolah masih kekurangan lokal atau ruang kelas.
“Memang benar akibat UPT SDN 002 Tanjung kekurangan lokal atau ruang kelas belajar terpaksa murid kelas 1 sebanyak 18 orang melaksanakan aktivitas belajar mengajar dibangunan WC yang dipermak menjadi ruang kelas belajar dan sebagian wali murid ada yang tidak setuju anak- anaknya belajar diruangan yang berukuran kecil serta sempit karena mereka menilai bangunan tersebut tidak layak,” tuturnya.
“Dulu bangunan yang dijadikan anak- anak belajar saat ini memang bangunan WC dan waktu itu almarhum kepala sekolah yang lama berinisiatif karena lokal tidak ada maka diambil sedikit dari dana BOS ( Biaya Operasional Sekolah) untuk dilakukan perehaban WC tersebut dengan cara diperlebar. Sedangkan Aktivitas belajar siswa/ siswi kelas 1 ruangan tersebut sudah lebih kurang 5 tahun lamanya akibat sekolah kita ini kekurangan lokal sebanyak 2 lokal,” ungkap Apriwardi menjelaskan.
Apri juga mengaku bahwa pihaknya saat ini sangat membutuhkan dua lokal untuk digunakan. Lalu, ditambah lagi dengan ruang guru
“Sekolah kita ini kekurangan 2 lokal ditambah lagi ruang guru dan ruang guru ini dijadikan ruang kelas belajar, dimana gedung perpustakaan terpaksa kami pakai menjadi ruang guru sekaligus kantor. Jumlah murid dari kelas 1 sampai kelas VI sebanyak 223 siswa/ siswi, dimana rombongan belajar (Rombel) ada 11 lokal yang terdiri dari kelas 1 ada dua lokal, kelas II dua lokal, kelas III satu lokal, kelas IV dua lokal, kelas V dua lokal, kelas VI dua lokal dan jumlah seluruh 11 lokal,” bebernya.
“Saya selaku kepala UPT SDN 002 Tanjung memohon dan berharap sekali kepada pemerintah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar agar dibantu dibangunkan ruang kelas belajar yang baru disekolah kami ini,” ungkap Apriwardi. (*)