Depok,reportaseindonesia.id|Keputusasaan warga Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok akibat banjir yang terus meluas akhirnya mendapatkan respons konkret.


Tak main-main, garda terdepan Kota Depok, Wali Kota Supian Suri, langsung bergerak cepat menuju jantung permasalahan.
Beliau tak hanya sekadar meninjau, namun berdialog intens dengan warga Perumahan Sukatani Permai, berupaya merajut solusi jitu untuk mengakhiri mimpi buruk banjir yang menghantui.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty, mengungkapkan secercah harapan usai dialog konstruktif dan peninjauan mendalam. Lima langkah strategis telah disiapkan untuk menaklukkan banjir Sukatani yang selama ini meresahkan.
“Aksi nyata pertama akan kita mulai dengan kerja bakti serentak oleh warga pada tanggal 16 Mei mendatang,” ungkap Citra dengan nada optimis.
Semangat gotong royong ini diharapkan menjadi fondasi awal pembersihan lingkungan.


Lebih lanjut, Citra membeberkan langkah krusial berikutnya, yaitu normalisasi kali. “Dalam waktu dekat, alat berat yang kita butuhkan untuk pengerukan kali sudah dalam perjalanan dari Krukut. Penanganan intensif akan kita lakukan segera setelah Lebaran,” tegasnya.
Normalisasi ini menjadi kunci untuk mengembalikan kapasitas tampung kali yang menyusut akibat sedimentasi sampah dan lumpur, biang keladi meluapnya air saat hujan deras.
Tak hanya fokus pada penanganan jangka pendek, Pemkot Depok juga membidik solusi jangka menengah. Langkah kedua yang diungkapkan Citra adalah menggandeng pihak Perumahan Sukatani Permai untuk berkolaborasi.
“Kita meminta pihak perumahan untuk mengajukan proposal pembangunan saluran drainase strategis yang menghubungkan Jalan Pekapuran langsung ke Kali Sunter. Ini akan menjadi katup pengaman yang signifikan mengurangi limpasan air ke wilayah perumahan,” jelasnya.
Pembangunan drainase ini juga akan menjadi jawaban atas keluhan genangan air di Jalan Dongkal.
Sebuah tantangan infrastruktur juga menjadi perhatian serius. Langkah ketiga yang akan diupayakan adalah peninggian jembatan di RW 20.
“Kondisi jembatan yang saat ini sejajar dengan jalan terbukti menjadi penghalang aliran air saat curah hujan tinggi. Ini sudah melalui pengecekan dan survei mendalam. Insya Allah, kita akan mengusulkannya untuk realisasi di tahun 2026,” tutur Citra.
Menatap solusi jangka panjang yang berkelanjutan, langkah keempat adalah rencana pembebasan lahan untuk pembangunan embung.
“Pak Wali sangat mendukung inisiatif pembuatan embung ini, meskipun luasnya diperkirakan tidak terlalu besar, sekitar 200 meter persegi. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu memastikan kondisi tanah melalui sondir,” paparnya.
Citra menjelaskan bahwa sondir, metode pengujian karakteristik tanah, penting untuk memastikan embung dapat berfungsi optimal mengingat kondisi air tanah di lokasi tersebut.
Tak melupakan aset yang sudah ada, langkah kelima adalah optimalisasi embung di RW 23 melalui pengerukan. Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi embung yang sudah ada sebagai penampung air hujan.
Dengan serangkaian langkah komprehensif ini, Pemerintah Kota Depok menunjukkan keseriusannya dalam menanggapi keluhan warga Sukatani. Bukan lagi sekadar wacana, namun aksi nyata yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dan mengakhiri siklus banjir yang merugikan.
Warga pun kini menanti dengan harapan, melihat implementasi langkah-langkah ini membawa Sukatani menuju lingkungan yang lebih aman dan nyaman. (Agus)