490 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Kampar,reportaseindonesia.id | Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Kampar dengan didampingi Kepala Desa ( Kades) Tabing,Tri Yongki,S.sos bersama beberapa orang perangkatnya melakukan peninjauan langsung sekaligus pendataan yang terdampak Pasca bencana banjir baru- baru ini,tepatnya di tempat pemakaman umum atau TPU yang berada di dusun II desa Tabing,Kecamatan Koto Kampar Hulu,Kabupaten Kampar,Provinsi Riau,rabu siang (26/2/2020).
” Kita melakukan pendataan pasca bencana banjir kira – kira kerusakan apa yang terjadi didesa- desa terkait dan hasil pendataan itu selanjutnya kita coba melakukan usulan ke Badan Wilayah Sumatera ( BWS ) 3 karena sungai inikan dibawah kewenangan BWS dimana kita tidak dikasih kewenangan oleh BWS ini sebab dari undang – undangnya ini memang dibawah naungan BWS,ujar Kepala Seksi ( Kasi ) Rehabilitasi BPBD Kabupaten Kampar, Eka Rianto,ST menuturkan kepada reportaseindonesia.id dilokasi pendataan.
Eka Rianto menjelaskan, Jadi sedapatnya kita coba mana tahu karena mereka kan ada kegiatan rutin juga untuk pinggiran sungai makanya kita coba bantu untuk mengusulkan dengan membawa data kita masukkan ke Badan Wilayah Sumatera atau BWS.
” Untuk sekarang ini diwilayah kecamatan koto kampar kami sudah melakukan peninjauan serta pendataan didua desa yaitu desa Sibiruang dan desa Tabing, terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya,Kita berusaha untuk melakukan pengusulan saja terlebih dahulu karena kita kwatir nanti terlalu muluk- muluk kepada masyarakat sehingga masyarakat terlalu berharap sekali karena kita gak punya kewenangan soal pinggiran sungai ini sebab harus minta izin dulu ke BWS.
Tahun di 2018 kemarin diawal tahun BPBD telah memasukkan usulan ke BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana ) cuma tanpa ada Rekomendasi dari BWS 3 dan informasi terakhirnya BNPB tidak bisa melanjutkan permohonan atau Proposal kita itu karena belum ada Rekomendasi dari BWS 3.
” Jadi Terkendala dari rekomendasi Badan Wilayah Sumatera 3 dan yang menjadi alasannya kenapa tidak mau memberikan rekomendasi supaya biar dapat nanti bantuan dana Hibah dari BNPB, sebut Eka Rianto.
Ditambahkannya,Namun sampai sekarang usulan kita masih terkendala karena belum ada Rekomendasi dari BWS 3 dan yang kita sayangkan masyarakat kita tidak terbantu sebab kalau kita lihat dari kondisi lokasi bantaran sungai kampar didesa tabing ini sangat-sangat mengkhawatirkan dimana disatu sisi BWS 3 nya tidak siap membangun ini.
Apa salahnya mana tahu nanti dikasih kewenangan untuk daerah agar masyarakat bisa terbantu karena kita sudah kasian melihat warga ini sampai ada lahan pemakaman ikut juga tergusur sungai disebabkan banjir dan kalau ini tidak ditangani cepat mungkin dampaknya akan lebih luas lagi.
Diharapkan BWS 3 bisalah cari solusinya serta sampai sekarang dari BPBD Kampar usulannya masih terkendala karena belum adanya rekomendasi dari BWS 3.
” Kita telah usulkan sekitar 117 Miliar dimana itu rata- rata bukan disini saja sampai didaerah kampar kiri sana seperti desa Domo serta semuanya telah kita masukkan yang istilahnya Urgensinya sangat – sangat tinggi yang sangat – sangat membahayakan bagi warga yang tinggal dibantaran sungai kampar ini dan diharapkan ada lah solusi dari Badan Wilayah Sumatera 3, tutupnya.
Sementara itu kepala desa Tabing, Tri Yongki,S.sos mengungkapkan, Tebing dipinggir sungai kampar yang longsor ini tidak hanya pasca bencana banjir baru- baru ini saja tetapi hampir setiap tahunnya rata- rata tebing dibantaran sungai kampar dekat pemakaman umum serta pemukiman warga ini mencapai lebih kurang 10 meter yang terberus air sungai disaat banjir.
” Kalau hal ini tidak cepat ditanggulangi tidak menutup kemungkinan tanah – tanah milik perkebunan masyarakat habis diberus air sungai kampar disetiap sungai kampar meluap dan oleh sebab itu kami dari pihak pemerintah desa Tabing berharap ada jalan keluar dari pemerintah, harapnya.
Penulis : Hargono